ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Fabio Quartararo gagal kompetitif usai cuma finis kelima di Misano. Pengamat top MotoGP Carlo Pernat yakin, Quartararo kini telah kehilangan kepercayaan diri.
Rider Yamaha itu tidak bisa berbuat banyak di MotoGP San Marino, akhir pekan lalu. Memulai di posisi kedelapan, Quartararo kesulitan merangsek ke rombongan depan yang dikuasai para penunggang motor Ducati.
Pada prosesnya, rider Ducati Francesco Bagnaia tampil sebagai pemenang setelah mengatasi perlawanan rider Gresini Enea Bastianini sampai mendekati garis finis. Quartararo menyudahi balapan dengan selisih 5,7 detik dari Bagnaia, di belakang Maverick Vinales (Aprilia) dan Luca Marini (Mooney VR46).
Hasil di San Marino memang belum menggoyahkan Fabio Quartararo di singgasana klasemen MotoGP. Namun, Quartararo kini hanya unggul 30 poin dari Bagnaia di bawahnya sedangkan kejuaraan tinggal menyisakan enam seri.
Pernat, yang juga agen Bastianini, menilai ada dua alasan yang membuat Quartararo kehilangan kepercayaan dirinya. Dia juga mengatakan, Quartararo tak cuma menghadapi Bagnaia, melainkan pasukan Ducati dalam mempertahankan gelar juara dunianya.
"Kita bisa menyebut Misano 2022, Ducati 2022. Balapan itu adalah festival Ducati, yang membuka kembali persaingan gelar," ucap Pernat kepada GPOne. "Kita bisa menyebutnya demikian sekarang. Balapan itu adalah sebuah pertarungan hebat di antara Bagnaia dan Bastianini."
"Kita melihat bahwa di situ tidak ada team order. Enea berusaha menang sampai akhir, cuma berjarak 0,034 detik dari Bagnaia. Jangan lupakan juga bahwa Ducati memberi dia motor 2021, jadi cuma ada sedikit perbedaan dengan motor Pecco. Tapi Bagnaia lebih baik, dia menang, dan mendapatkan kembali kepercayaan diri yang sempat hilang."
"Kepercayaan diri Quartararo telah hilang karena dua alasan. Pertama, jelas bahwa Yamaha inferior dari Ducati, dan kita bisa melihatnya. Kedua, Ducati itu sebuah pasukan. Mereka punya empat atau lima pebalap yang bisa berada di depan Fabio. Bahkan Marini finis di depan dia setelah sebuah balapan yang mengagumkan."
"Tiga Ducati di depan Quartararo berarti 15 poin berkurang, dan itu penting karena anda bisa menciptakan sebuah kerja sama tim yang hebat. Ketika anda berada di belakang enam pebalap lain, maka jadi akan sangat sulit. Seorang Quartararo melawan semua pebalap, atau lebih tepatnya melawan Ducati," Pernat menyimpulkan.
Sumber : CNN Indonesia