Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pakar: Tak Ada Aturan Formal soal Urutan Rotasi Kepemimpinan TNI

Thursday, 8 September 2022 | September 08, 2022 WIB Last Updated 2022-09-08T08:01:40Z

ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan tak ada aturan formal atau baku soal urutan dalam rotasi pucuk pimpinan TNI.

Menurutnya, dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, tidak ada ketentuan bahwa pergantian Panglima TNI harus berdasarkan urutan matra atau angkatan tertentu.

"Secara formal memang tidak ada ketentuan yang mengatur bahwa rotasi itu harus berurutan. Misalnya, sekarang TNI AD, besok TNI AL, lalu TNI AU, dan kembali lagi ke TNI AD," kata Fahmi saat dihubungi, Rabu (7/9).

Fahmi menyatakan pergantian Panglima TNI merupakan hak prerogatif presiden.

Presiden yang akan menentukan calon panglima baru berdasarkan berbagai aspek pertimbangan, seperti kecocokan, kebutuhan organisasi, dan kelayakan calon.

Kemudian, nama calon Panglima TNI itu diserahkan ke DPR untuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test).

"Pergantian panglima ini, pengusulan nama sepenuhnya menjadi hak presiden. Mau diambil dari matra apa, korps atau kesatuan apa, atau angkatan berapa, senior atau junior, semuanya terserah presiden dengan segala pertimbangannya," ujarnya.

Namun, kata Fahmi, jika saat ini Presiden Joko Widodo ingin memproyeksikan seorang perwira tinggi menjadi Panglima TNI, maka calon tersebut harus disiapkan jadi kepala staf angkatan terlebih dulu. Ia mencontohkan sosok Andika Perkasa dan Hadi Tjahjanto.

Ia menegaskan, dalam UU TNI, syarat pemilihan dan pergantian Panglima TNI di antaranya yaitu diangkat dan diberhentikan oleh presiden setelah mendapatkan persetujuan DPR.

Kemudian, pengangkatan dan pemberhentian panglima dilakukan berdasarkan kepentingan organisasi TNI. Berikutnya, jabatan panglima dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan.

Sebelumnya, anggota DPR Effendi Simbolon mengaku mendengar kabar pergantian Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan memotong generasi di tubuh militer.

Hal itu disampaikan Effendi dalam rapat Komisi I DPR dengan Menhan dan Panglima TNI beserta Kepala Staf AD, AL, dan AU, yang digelar pada Senin (5/9).

"Denger-denger katanya ini potong generasi katanya. Jadi langsung ke (angkatan) 94 semua, jangan ada yang marah, dipersiapkan yang akan kelahiran 68 ke atas," ujarnya.

Adapun Andika Perkasa merupakan kelahiran tahun 1964 dan lulus dari Akademi Militer tahun 1987. Ia akan pensiun pada 21 Desember 2022.

Sementara itu, sebelum Andika, Panglima TNI dijabat oleh Jenderal Hadi Tjahjanto. Hadi merupakan kelahiran tahun 1963 dan lulus dari Akademi Angkatan Udara tahun 1986.

Sebelumnya, pucuk pimpinan TNI itu dijabat oleh Jenderal Gatot Nurmantyo. Ia lulusan Akademi Milter tahun 1982.

Sumber : CNN Indonesia

×
Berita Terbaru Update